campbell

Tuesday, 25 August 2009

bukan keluarga besar IKJ

pernah tau nggak rasa nya terobsesi dengan sesuatu??
ya, seperti yg udah pernah gue posting sebelumnya ttg keinginan gue yg sangan kuat untuk masuk institut kesenian jakarta.

tapi ternyata beda seperti yg gue bayangkan, nggk gampang emg mendapatkan sesuatu yg udah kita cita2 kan selama ini.
hari pertama masuk kuliah angkatan gue 2009 diusir sm senior, kami nggak di anggap sebgai keluarga besar IKJ karna kami belum melalui mataseni atau apresiasi seni yang memang sudah di tiadakan oleh para petinggi kampus.

trs, apa yg bisa kita lakukan sekarang.. jadi serba salah semua, nggak boleh nongkrong akh
irnya jadi kupu kupu aja (kuliah pulang - kuliah pulang).. tapi sampe kapan mau kaya gini terus?? masa sih kuliah 4thn cm jd kupu-kupu aja??

lebih baik 3 hari m
ata seni untuk 4thn yg berarti kan?? sedih bgt (sampe hampir meneteskan air mata) setiap kali baca komentar dr para senior yg menyakitkan di group mahasiswa institut kesenian jakarta '09. rasanya kaya di ospek di dunia maya..

2009 terlantar

8 comments:

  1. adik2ku sekalian, ini semua bukan salah kalian. Kami pun ingin sekali untuk dapat menjadikan kalian bagian dari kita semua. kami pun juga sampai saat ini masih terus berjuang untuk mengadakan kembali acara mata seni tersebut yang benar2 kami dibuat susah oleh para petinggi kampus sampai2 beberapa dari kami ada yg di skors malah ada yg di Drop out jg. Ini semua cuma demi kalian, oleh karena itu kami juga meminta kekompakan kalian untuk membantu kami. Mungkin apabila kalian sendiri yg meminta acara tersebut dibantu dgn kami tentunya maka semua akan terselesaikan. harap dimengerti. kami tunggu gerakkan kalian...

    ReplyDelete
  2. kami, 2009.. udah nggak tau kami masih butuh pengakuan dari keluarga besar atau enggak, dari 2 tahun lalu kami 2009 mengumpulkan suara dari tman teman kami dan melakukan pergerakan, dateng interview satu satu ke warku dan sampai akhirnya penerimaan mahasiswa 2010 dan 2011 sekarang matsen udah nggak pernah kedengeran lagi gaung nya.. alangkah baiknya kita mengadakan acara pengganti matsen yang intinya adalah tetap menyatukan mahasiswa/i IKJ yang sekarang dr angkatan 2009/2010/2011 ini terasa semakin renggang. sangat memprihatinkan

    ReplyDelete
  3. Saya adalah mahasiswa IKJ jurusan Senirupa angkatan 2002, namun krn suatu alasan, akhirnya saya harus mengundurkan diri tahun 2006.

    Pengalaman awal saya sama persis dengan angkatan 2009. Tidak ada mata seni dan tidak diakui sebagai keluarga besar. Lebih parahnya, kami juga merasakan tidak bisa menikmati fasilitas umum di IKJ.

    Namun setelah negosiasi dengan para senior, akhirnya kami bersama2 maju ke petinggi kampus untuk menuntut diadakannya Mata Seni. akhirnya keinginan itu di kabulkan pada bulan oktober 2002 (kalau tidak salah).. Dan akhirnya kami menjalani Mata Seni..

    ReplyDelete
  4. Aku anak baru angkatan 2012
    aku jurusan manajemen pertunjukan
    yg kuliah di jurusan ini cuma dikit
    aku takut ntar di kucilkan

    ReplyDelete
  5. saya mau pindahke ikj.. tp ketika sy buka websitenya saya tdak menemukan info apapun, tlong bagi yang kul di ikj beri tahu info nya. ?

    ReplyDelete
  6. Sampe sekarang belom ada mata seni lagi ya? Ganti aja namanya, tapi acaranya serupa mata seni, dan lebih mengutamakan aspek pendidikan seninya, workshop, jangan kaya mata seni yang lalu-lalu cuma jadi acara sampah aja, aspek pendidikan berkeseniannya ngga dkedepankan, malah banyak kekerasan dan pelecehan yang terjadi (baik itu sexual, SARA, etc.). Sebeiknya matsen atau apapun nanti namanya, lebih mengedepankan pendidikan seninya, mengajarkan cara berkesenian yang OK dan mengapresiasi seni.

    ReplyDelete
  7. Saya angkatan ketiga, waktu itu masih bernama LPKJ. Waktu itu ada kegiatan pra-mahasiswa yang disebut Mapram. Tapi itu tidak mengikat. Yang membedakan antara mahasiswa yang sudah mengikuti Mapram dengan yang tidak, hanya pada fasilitas saja. Misalnya dalam penggunaan studio, sanggar, peralatan panggung, dan kesempatan pergelaran/pameran bersama lebih diprioritaskan bagi yang sudah ikut Mapram. Itu pun tidak mengikat. Kalau anaknya memang istimewa, kenapa mesti dilarang. Hanya karena kemudahan itu banyak juga mahasiswa yang kemudian mengikuti Mapram pada tahun-tahun berikutnya. Dalam pergaulan di kampus, tak ada perbedaan antara yang ikut dan tak ikut Mapram. Bahkan banyak juga yang ikut numpang tidur di sanggar. Saya ikut prihatin kalau ada yang namanya Mata Seni yang dianggap sakral. Sehingga mahasiswa yang tidak mengikutinya dianggap bukan Keluarga Besar IKJ. Saya tidak tahu sejak kapan ada program itu dan siapa penggagasnya. Yang jelas, menurut saya, itu sangat tidak fair. Mestinya para mahasiswa yang 'tertolak' itu mengadukan nasibnya ke Rektor. Bahkan bisa mengajukan kasus ini ke Badan pengawas Perguruan Tinggi. Apa itu langkah itu sudah dicoba?

    ReplyDelete