campbell

Wednesday 30 March 2011

dilema

ini adalah keputusan sulit setelah bergabung di bawah naungan PT Graha Layar Prima blitzmegaplex setahun yang lalu, gue menemukan keluarga baru. bukan sekedar rekan kerja atau sumber mata pencaharian tapi blitzmegaplex central park adalah rumah kedua gue. disana gue belajar banyak, gue belajar tentang bagaimana kerasnya hidup mereka, tentang cita, cinta dan persahabatan. bahkan lebih dari itu semua, kami semua dsini adalah keluarga besar, kami semua SATU. bagaimana gue bisa meninggalkan mereka yang gue sayangin? sama mereka gue lari sejenak dari kepenatan tugas kuliah dan kerja.

awalnya gue menunda keputusan untuk resign adalah karena materi, tapi sejauh ini gue melangkah gue semakin dihadapkan pd pilihan sulit dan melelahkan. lelah setiap hari harus berkejaran dengan waktu mempertaruhkan sebagian tugas gue. apalagi project PRAKTIKA gue sekarang ini yg budgetnya nggak kecil. semakin lama gue semakin menyadari bahwa waktu gue untuk konsen di Praktika dan ngurus bokap lebih berharga dari pada uang 1jt perbulan yang gue dapet dari blitzmegaplex. pertimbangan ini yang gue pikir gue harus mematangkan keputusan gue dan harus mempersiapkan diri untuk kehilangan keluarga kedua gue.

seperti kata gisella serena
"blitz tuh kayak rumah. orangtua nya para leader. cepat atau lambat pasti kita pergi dari rumah buat 'kerja' yang sesungguhnya"

Saturday 19 March 2011

waktu

kenapa tuhan tidak mempertemukan kami saat itu adalah karena, tuhan ingin mempersiapkan gue dengan sebaik baiknya.
sampai akhirnya saat ini. saat yg gue yakini akan ada, kini benar benar tiba.
begitu juga dengan waktu gue sama dia, yang sekarang gue yakini waktu itu akan tiba.
pasti akan tiba, nggak tau kapan. mungkin suatu saat.
jika tuhan rasa persiapannya sudah cukup.
pasti Ia akan mempertemukan gue kembali dengan cara yang indah

Thursday 17 March 2011

kebiasaan yang hilang

akhir akhir ini gue ngerasa ada yg berubah dari kebiasaan dirumah
ada yang hilang gue rasa
sapaan mamah yang "seneng" kalo gue pulang lebih awal,
karena gue jarang pulang di bawah jam 12 malam.
sapaan kecil walaupun sekedar "udah pulang ndok (anak perempuan dlm bhs jawa)?" atau "nggak kerja hari ini?" "gimana tadi syutingnya?"
udah hampir nggak pernah lagi gue temuin, kangen sih..
tapi mungkin ini salah satu tuntutan menjadi dewasa
udah mulai nggak dikhawatirkan lagi..
gue pikir ini adalah transisi untuk itu, masih ada sisi kekanakan gue yg msh pengen diperhatiin.
tapi ternyata kenyataan menuntut gue lebih cepat meninggalkan sisi kekanakan itu.
segi positif nya adalah mamah percaya 100% sama gue
mugkin ini yang menurut banyak org dewasa nggak mau ninggalin rumah org tua mereka saat dewasa, bahkan saat udah menikah..